Steve Jobs
![]() |
| Steve Jobs, CEO & Founder Apple Computer Inc. |
Mendirikan Apple
ada yang menarik dari perusahaan technology Apple ini, yaitu bahwa dahulunya perusahaan ini berawal dari gerbang garasi rumah miliknya steve jobs. bersama temannya steve wozniak pada tahun 1976 mereka kemudian mendirikan Apple.. PC (Personal Computer) adalah produk terbaik yang mereka buat pada saat itu yang kemudian melambungkan nama perusahaannya menjadi sangat terkenal. Apple lalu tumbuh menjadi perusahaan yang sangat besar.
1986 Keluar dari Apple
di saat semakin berkembangnya perusahaan Apple dengan jumlah pegawai yang mencapai 4000 orang pada tahun 1986 Apple kemudian mengeluarkan produk/komputer terbarunya yaitu macintosh. di saat yang bersamaan terjadi perdebatan antara dewan direksi dengan steve jobs yang mengharuskan steve keluar dari perusahaan Apple tsb.
Mendirikan Next, bergabung dengan pixar hingga kembali ke Apple
Steve tidak tinggal diam.. berbekal kemampuannya di Apple kemudian ia mendirikan perusahaan Next. bersama perusahaan tsb ia kemudian menciptakan sebuah sistem operasi yang pada akhirnya di pakai oleh produk Apple dan Jobs mendesak Apple untuk membeli
Next. Apple pun membeli Next dengan harga 429 Juta dolar. Jobs kembali ke Apple
dan diangkat kembali sebagai CEO. Selain Next, Jobs juga mengakuisisi Pixar
yang hampir bangkrut yaitu perusahaan animasi dengan komputer sebagai basicnya.
Pixar kemudian memproduksi film animasi berbasis komputer pertama yang berjudul
Toy Story. Film inipun sukses di pasaran. Ketika Jobs kembali ke Apple tahun 1997, ia
langsung membuat dobrakan besar dengan meluncurkan produk fenomenal yang
membuat Apple berjaya di pasar saham yaitu iPod, iMac, iPhone, iPad dan iCloud.
Steve Jobs Sakit
Di bulan Agustus 2004, terjadilah peristiwa
yang membuat Steve Jobs harus cuti dari Apple. Ia didiagnosa mengidap kanker
pankreas yang kemungkinan tak bisa disembuhkan. Disela-sela kesibukannya memimpin Apple dan berjuang melawan kanker,
beliau kerap diundang mengisi kuliah tamu atau ceramah tentang kisah hidupnya.
Salah satunya adalah sambutan saat acara kelulusan mahasiswa Standford. Dalam acara ini Steve
Jobs mengungkapkan bahwa dirinya sangat berterimakasih diberi kesempatan untuk
menyampaikan sedikit kisah hidupnya pada lulusan Standford dimana baru
pertama kali ini merasakan acara wisuda karena dia memang tidak meluluskan
kuliahnya di Reed College Portland, Oregon.
Steve Jobs membagi kisah hidupnya menjadi tiga bagian :
Steve Jobs membagi kisah hidupnya menjadi tiga bagian :
Pertama : Menghubungkan titik-titik.
Steve Jobs drop out dari perkuliahannya, hal ini dikarenakan sewaktu ia
belum lahir, ibu kandungnya yang saat itu masih mahasiswa tidak dapat
meneruskan kuliah lantaran telah mengandung Steve Jobs. Akhirnya ibu kandungnya
bertekad bahwa Steve Jobs harus diadopsi oleh keluarga yang pendidikannya
minimal sarjana agar tidak seperti yang dialami ibu kandungnya. Namun ternyata orang tua
asuh Steve Jobs yang mengadopsinya bukan dari kalangan sarjana. Ibu angkatnya
juga drop out dan ayah angkatnya tidak lulus SMA. Awalnya ibu kandung Steve
Jobs tidak setuju jika anak yang baru dilahirkannya diasuh oleh orang tua
angkat itu. Namun setelah orang tua angkat Steve Jobs meyakinkan ibu kandungnya
bahwa mereka akan membiayai kuliah Steve Jobs, akhirnya ibu kandungnya luluh. Akhirnya sesuai janji
orang tua angkatnya, Steve Jobs diterima di perguruan tinggi Reed College
University, namun untuk membiayai kuliahnya mereka menghabiskan seluruh
tabungannya yang seharusnya digunakan untuk masa tua. Setelah perkuliahan
berjalan enam bulan, Steve Jobs bingung dengan tujuan hidupnya dan tak tahu
akan menjadi apa dengan kuliah itu, “Saya tidak tahu
apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu
saya menemukannya”, begitulah alasan Steve Jobs. Selain itu ia juga merasa
bersalah karena gara-gara ia memilih universitas yang mahal, ia malah
menghabiskan uang orang tua angkatnya. Begitu ia memutuskan DO,
ia langsung berhenti mengikuti kuliah wajib. Ia tidak langsung meninggalkan
kelas perkuliahan namun ia hanya memilih untuk mengikuti mata kuliah yang
disenanginya salah satunya adalah kelas kaligrafi. “Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos
sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan
botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya
berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak
di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu
karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat
berharga.” Ungkapnya. Perlu diketahui bahwa Reed College memiliki
kelas kaligrafi yang terbaik diseluruh kampus USA waktu itu. Steve Jobs sangat
menyukai belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif membuat variasi spasi
antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Bagi Steve semua
itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat
ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan. Sebenarnya Steve juga tidak tahu apakah ilmu
kaligrafi ini bermanfaat untuknya nanti. Namun hal itu terjawab sepuluh tahun
berikutnya dimana saat ia mendesain PC Macintosh atau Mac, ilmu kaligrafi
sangat berguna. Mac didesain memiliki tipografi yang cantik dimana itu adalah
sejarah pertama komputer memiliki tipografi cantik. Seandainya saat itu ia
tidak mengambil kelas kaligrafi dan langsung hengkang dari kampus saat
memutuskan DO mungkin Mac tidak memiliki huruf dengan bentuk-bentuk yang indah.
Dan itu juga telah dijiplak oleh Windows. “Andaikata saya tidak DO, saya tidak
berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah,”
kata Steve. “Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan
melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi,
Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa
mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda,
atau istilah apa pun lainnya.” Imbuhnya.
Kisah Hidup Steve Jobs Kedua : Cinta dan Kehilangan
Steve Jobs sangat
mengandalkan intuisi atau kata hatinya dalam melangkah. Ia akan melakukan apa
yang dikatakan oleh hatinya harus dilakukan dan tidak akan melakukan jika
hatinya tak ingin ia melakukannya walau itu sangat bertentangan dengan
pemikiran orang kebanyakan. Salah satunya keputusannya DO dari Universitanya. Hal lain yang ia lakukan karena memang ia
ingin melakukakannya adalah mengotak-atik komputer. Ketika usianya 20 tahun,
Steve dan teman lamanya Woz mengawali Apple dari garasi rumah Steve Jobs.
Mereka berdua sangat serius dengan impiannya dan bekerja keras mewujudkannya.
Sepuluh tahun kemudian Apple berkembang pesat, dari hanya dua orang itu, Steve
dan Woz menjadi perusahaan yang mempekerjakan 4000 karyawan dan memiliki nilai
2 miliar dollar. Saat itu Apple baru saja
meluncurkan produk terbarunya yang sangat revolusioner yaitu Macintosh atau
Mac. Steve Jobs baru berusia 30 an. Dan terjadi hal yang sangat mengejutkan, ia
dipecat. Ya, Steve Jobs adalah orang yang mendirikan dan mengembangkan Apple
telah dipecat dari Apple oleh dewan direksi karena tidak sevisi dengan mereka.
Ia dipecat dari perusahaan yang dilahirkan dan dibesarkannya. Hati siapa yang tidak
sakit. Semua media meliputnya besar-besaran. Steve Jobs saat itu benar-benar
kembali ke titik terendah dalam hidupnya. Entahlah, ia tak tahu apakah ia akan
bangkit atau selamanya terpuruk. “Dalam beberapa
bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah
mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil
kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf
atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan
berpikir untuk lari dari Silicon Valley”. Akhirnya Jobs menghidupkan lagi semangat
dirinya walau ia ditendang dari Apple namun ia masih mencintainya. Kemudian ia
mendirikan perusahaan komputer baru yang bernama Next, lalu ia juga mendirikan
Pixar. “Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu
Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri
saya”. Dengan creativitas Jobs, Pixar tumbuh menjadi
perusahaan animasi berbasis komputer pertama yang sukses. Film yang dibuatnya
berjudul Toy Story adalah film yang sangat sukses. Entah bagaimana selanjutnya, Apple mulai
tertarik dengan Next Comp, perusahaan yang didirikan Steve Jobs setelah dipecat
dari Apple dan karena pemiliknya adalah Steve Jobs maka iapun kembali lagi ke
Apple. Next menjadi jantung kebangkitan Apple yang sempat merosot citra dan
juga harga sahamnya gara-gara kinerja buruk dan gara-gara ditinggal Steve Jobs.
Ia pun dipilih lagi menjadi CEO Apple. Mungkin Steve Jobs tidak akan memiliki dua
perusahaan yang bernilai lagi seperti Next dan Pixar jika ia tidak dipecat dari
Apple. “Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila
saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya
memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan
kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus
berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus
menemukan apa yang Anda sukai. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar
hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu
yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah
mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah
menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin
lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan
berhenti.” Itulah yang diungkapkan Steve Jobs tentang
hikmah yang bisa diambil dari ditendangnya ia dari Apple saat itu.
Kisah Hidup Ketiga : Kematian
Ketika Steve Jobs masih remaja, ia sangat
menyukai sebuah buku yang berjudul “The Whole Earth Catalog” dimana isinya
sebagian dan yang sangat dikenang oleh Steve Jobs adalah sebagai berikut : “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari
itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu
membekas dalam diri nya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, ia
selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri, jika ini adalah hari terakhir saya, apakah
saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini? Bila jawabannya
selalu “tidak” maka itu artinya harus ada perubahan dalam dirimu. Hampir
segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak
lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.
Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak
mengikuti kata hati Anda. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda
sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian
untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa
yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua”. Disampul belakang buku
itu tertulis “Stay Hungry. Stay
Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Steve Jobs bisa
sangat mengenang kata-kata itu dan membuatnya menjadi bahan bakar agar dirinya
semakin maju. Beliau juga berpesan pada mahasiswa Standford yang baru lulus
agar juga menerapkan prinsip itu yaitu “Stay
Hungry. Stay Foolish.”
Steve Jobs Meninggal
Dunia
05 Oktober 2011, Jobs harus pergi
meninggalkan dunia yang dicintainya, publik yang mencintainya, perusahaan yang
dicintainya dan impiannya yang mungkin masih belum tercapai. Jobs kalah
menghadapi kanker pankreas dan penyakit-penyakit lain yang terus mengganggunya
selama ini. Publik atau mungkin bisa saya sebut dunia, berduka atas kepergian
Steve Jobs. Steve yang dulunya terkenal pemarah, kini
malah dianggap sebagai seorang yang visioner. Dalam keluarga, ia dianggap
sebagai ayah yang hangat. Bahkan publik banyak yang mengungkapkan rasa terima
kasihnya atas kontribusi Steve Jobs di dunia teknologi, tak terkecuali Mark
Zuckerberg sang pendiri Facebook. Jobs seolah menjadi seorang yang berbeda. Ya,
dia berubah menjadi orang yang lebih baik.
